Hasti Diperkosa
Hasti Prana Wengrum namanya, mahasiswi Universitas negeri di Palembang, jurusan Teknik Sipil. Bertubuh sintal hitam manis. Dada 36B dab bokong yang montok. Tengah malam ketika Hasti tiba-tiba terbangun oleh suara berderak di pintu belakang. Malam ini ia menjaga rumah sendirian. Semua isi rumahnya pergi ke luar kota. Dengan mengendap ia bergerak membuka pintu kamarnya. Ketika tiba-tiba pintu itu dibuka dengan keras hingga menghantam tubuhnya. Hasti terjatuh ke lantai. Sempoyongan karena baru terbangun. Tiba-tiba empat laki-laki bertubuh tegap mengenakan topeng hitam masuk ke kamarnya.
Dengan serta merta membungkam mulutnya dan memiting tangannya kebelakang. Hasti tak berdaya. Rumahnya dirampok. Ia ditelungkupkan di lantai yang dingin sementara kedua tangannya diikat ke belakang. Mulutnya disempal kain serbet dari dapurnya. Ke empat perampok itu masuk mendobrak pintu dapurnya. “Mmmhh! Mmmh!” Hasti hanya bisa melenguh-lenguh ketika tubuhnya dibopong ke kasur. Hasti malam itu mengenakan rok hitam mengembang sependek lutut dan kaos berkerah warna hijau. Ia dilentangkan di atas ranjangnya sementara keempat perampok itu keluar kamarnya. Hasti hanya dapat mendengar para perampok itu mengobrak abrik isi rumahnya. Kemudian terdengar sumpah serapah karena tidak berhasil menemukan apa-apa. Tiba-tiba salah seorang dari mereka masuk ke kamarnya. Ia membawa sebilah pisau panjang.
Hasti bergidik ketakutan. Tiba-tiba lelaki itu menaiki perutnya sambil menarik kaosnya. ‘ jangan bergerak kalo mau idup!’ ancamnya. Hasti mulai menangis ketika tangan lelaki itu menyingkap kaosnya hingga ke atas payudaranya. Hasti tidak mengenakan bra. Dengan kasar ia mulai meremas remas buah dada Hasti yang mengencang seketika. Putingnya menegang tanpa dapat dikendalikan ketika lelaki itu menyedotnya bergantian. ‘buka kakimu! Ayo!’ Hasti diam tak bergerak. Serta merta lelaki itu menarik puting susu Hasti dan menempelkan pisaunya siap memotongnya.”HHmmmhhh!” Hasti berusaha meronta ketakutan. ‘Ngangkang!!” lelaki itu berteriak lagi sambil menarik putting susu Hasti yang berwarna coklat itu dengan keras.
Dengan jengah Hasti mengangkangkan kakinya. Lelaki itu menelan ludahnya. Menyiksa gadis itu membuatnya sangat terangsang. Dengan sendirinya rok mekar Hasti melorot ke pangkal pahanya. Kini paha kencangnya terpampang jelas. Lelaki itu mulai meraba dan meremas-remas paha Hasti yang kencang dan kejal. Hasti memang gadis yang memiliki tubuh yang montok dan sintal. Dengan kulit hitam manis, dada 36B yang kencang. Malam ini ia mengenakan celana dalam katun mini berwarna merah. Yang membuatnya semakin menggairahkan. Perampok itu mulai menggerayangi pangkal pahanya.
Menyelusup dibalik celana dalamnya. Hasti menggeliat geliat berusaha meronta. Merasa risih dengan jari-jari yang mulai membukai vaginanya. ‘jangan bergerak… kalo dak kupotong susumu!’ lelaki itu menggertak kemudian mulai memelorotkan celana dalam Hasti, melewati pahanya, betis, hingga lepas melalui mata kaki. Hasti menggeliat tak berdaya. Lelaki itu mulai menusuk-nusukkan jarinya di vagina Hasti. Ngilu. Hasti menolehkan wajahnya, menangis tak berdaya.
Sementara lelaki itu terus mengocok vaginanya dengan gerakan cepat dan lambat, membuatnya mulai basah. Dan Hasti hanya sanggup tersentak-sentak tak berdaya. Nafasnya semakin berat dan terengah. Gabungan rasa perih, ngilu, sakit, dan nikmat, membuat Hasti menangis semakin tersedu. Ia malu menyadari tubuhnya semakin bereaksi. Peluh mulai mengucur sementara vaginanya berdenyut kencang. Suara kecipak kocokan lelaki itu terdengar jelas. Tiba-tiba Hasti merasakan sensasi orgasme yang luar biasa. Dilecehkan dalam keadaan terikat tak berdaya memberinya orgasme yang tak diinginkannya. Tubuh Hasti menegang dan meregang tak terkendali sementara lenguhan tertahan keluar dari mulutnya yang dibungkam. Dalam kondisi lemas seperti itu tiba-tiba sesuatu yang keras melesak memasuki vaginanya. Hasti mulai diperkosa. Sementara kedua buah dadanya diremas, lelaki itu menyentak nyentak menyetubuhinya berulang-ulang.
Dan Hasti hanya mampu melenguh dan terengah engah.
‘Okhhhhhh…….’ Tiba-tiba pemerkosanya menyentak dalam, ngilu di vaginanya. Sementara pinggulnya dicengkeram erat. Hasti dapat merasakan cairan hangat sperma memburai di rahimnya, bertubi tubi. Lelaki itu ambruk diatas dada Hasti sambil menyedotnya kuat, menyakitkan. Hasti melenguh kesakitan. Dengan cepat ia berdiri menarik restletingnya. ‘giliran kamu’ dan lelaki kedua masuk ke kamar Hasti. Hasti akan menjadi piala bergilir malam ini. Lelaki kedua tidak memberinya kesempatan. Tubuh Hasti ditunggingkan di kasurnya kemudian ia diperkosa doggy style. Wajah Hasti terbenam di bantalnya. Menahan ngilu dan perih di selangkangannya waktu lelaki itu menuntaskan hasratnya sambil memegangi pinggulnya. Beberapa kali lelaki itu memukuli pantat Hasti yang montok. Hasti hanya sanggup meraung tertahan, berharap ada yang mendengar keributan di kamarnya itu.
Hasti jatuh tertelungkup ketika lelaki kedua selesai. Namun penderitaanya baru mulai. Lelaki ketiga membentangkan pahanya dalam kondisi tertelungkup seperti itu kemudian tiba-tiba sesuatu cairan kental dingin menetes di lubang anusnya. Disusul jari yang dilesakkan ke lubang pembuangannya itu. ‘HhhhmmmmhHH!’ Hasti kembali berusaha meronta. Ia tahu apa yangakan dilakukan lelaki itu, ia akan disodomi. Tidak cukup memperkosanya bergiliran, mereka juga ingin melecehkannya dengan mensodominya. Hasti bergidik. Ia hanya sekali disodomi pacarnya waktu kkn. Sewaktu ia minta ditemani buang air kecil di malam itu. Ia ingat rasanya begitu menyakitkan. Betapa tidak saat itu ia dipaksa disodomi sambil berdiri menghadap berpegangan di pohon. Sejak itu ia memutuskan pacarnya itu. Lelaki itu cukup kuat untuk menahan Hasti untuk tidak bergerak.
Hasti Prana Wengrum namanya, mahasiswi Universitas negeri di Palembang, jurusan Teknik Sipil. Bertubuh sintal hitam manis. Dada 36B dab bokong yang montok. Tengah malam ketika Hasti tiba-tiba terbangun oleh suara berderak di pintu belakang. Malam ini ia menjaga rumah sendirian. Semua isi rumahnya pergi ke luar kota. Dengan mengendap ia bergerak membuka pintu kamarnya. Ketika tiba-tiba pintu itu dibuka dengan keras hingga menghantam tubuhnya. Hasti terjatuh ke lantai. Sempoyongan karena baru terbangun. Tiba-tiba empat laki-laki bertubuh tegap mengenakan topeng hitam masuk ke kamarnya.
Dengan serta merta membungkam mulutnya dan memiting tangannya kebelakang. Hasti tak berdaya. Rumahnya dirampok. Ia ditelungkupkan di lantai yang dingin sementara kedua tangannya diikat ke belakang. Mulutnya disempal kain serbet dari dapurnya. Ke empat perampok itu masuk mendobrak pintu dapurnya. “Mmmhh! Mmmh!” Hasti hanya bisa melenguh-lenguh ketika tubuhnya dibopong ke kasur. Hasti malam itu mengenakan rok hitam mengembang sependek lutut dan kaos berkerah warna hijau. Ia dilentangkan di atas ranjangnya sementara keempat perampok itu keluar kamarnya. Hasti hanya dapat mendengar para perampok itu mengobrak abrik isi rumahnya. Kemudian terdengar sumpah serapah karena tidak berhasil menemukan apa-apa. Tiba-tiba salah seorang dari mereka masuk ke kamarnya. Ia membawa sebilah pisau panjang.
Hasti bergidik ketakutan. Tiba-tiba lelaki itu menaiki perutnya sambil menarik kaosnya. ‘ jangan bergerak kalo mau idup!’ ancamnya. Hasti mulai menangis ketika tangan lelaki itu menyingkap kaosnya hingga ke atas payudaranya. Hasti tidak mengenakan bra. Dengan kasar ia mulai meremas remas buah dada Hasti yang mengencang seketika. Putingnya menegang tanpa dapat dikendalikan ketika lelaki itu menyedotnya bergantian. ‘buka kakimu! Ayo!’ Hasti diam tak bergerak. Serta merta lelaki itu menarik puting susu Hasti dan menempelkan pisaunya siap memotongnya.”HHmmmhhh!” Hasti berusaha meronta ketakutan. ‘Ngangkang!!” lelaki itu berteriak lagi sambil menarik putting susu Hasti yang berwarna coklat itu dengan keras.
Dengan jengah Hasti mengangkangkan kakinya. Lelaki itu menelan ludahnya. Menyiksa gadis itu membuatnya sangat terangsang. Dengan sendirinya rok mekar Hasti melorot ke pangkal pahanya. Kini paha kencangnya terpampang jelas. Lelaki itu mulai meraba dan meremas-remas paha Hasti yang kencang dan kejal. Hasti memang gadis yang memiliki tubuh yang montok dan sintal. Dengan kulit hitam manis, dada 36B yang kencang. Malam ini ia mengenakan celana dalam katun mini berwarna merah. Yang membuatnya semakin menggairahkan. Perampok itu mulai menggerayangi pangkal pahanya.
Menyelusup dibalik celana dalamnya. Hasti menggeliat geliat berusaha meronta. Merasa risih dengan jari-jari yang mulai membukai vaginanya. ‘jangan bergerak… kalo dak kupotong susumu!’ lelaki itu menggertak kemudian mulai memelorotkan celana dalam Hasti, melewati pahanya, betis, hingga lepas melalui mata kaki. Hasti menggeliat tak berdaya. Lelaki itu mulai menusuk-nusukkan jarinya di vagina Hasti. Ngilu. Hasti menolehkan wajahnya, menangis tak berdaya.
Sementara lelaki itu terus mengocok vaginanya dengan gerakan cepat dan lambat, membuatnya mulai basah. Dan Hasti hanya sanggup tersentak-sentak tak berdaya. Nafasnya semakin berat dan terengah. Gabungan rasa perih, ngilu, sakit, dan nikmat, membuat Hasti menangis semakin tersedu. Ia malu menyadari tubuhnya semakin bereaksi. Peluh mulai mengucur sementara vaginanya berdenyut kencang. Suara kecipak kocokan lelaki itu terdengar jelas. Tiba-tiba Hasti merasakan sensasi orgasme yang luar biasa. Dilecehkan dalam keadaan terikat tak berdaya memberinya orgasme yang tak diinginkannya. Tubuh Hasti menegang dan meregang tak terkendali sementara lenguhan tertahan keluar dari mulutnya yang dibungkam. Dalam kondisi lemas seperti itu tiba-tiba sesuatu yang keras melesak memasuki vaginanya. Hasti mulai diperkosa. Sementara kedua buah dadanya diremas, lelaki itu menyentak nyentak menyetubuhinya berulang-ulang.
Dan Hasti hanya mampu melenguh dan terengah engah.
‘Okhhhhhh…….’ Tiba-tiba pemerkosanya menyentak dalam, ngilu di vaginanya. Sementara pinggulnya dicengkeram erat. Hasti dapat merasakan cairan hangat sperma memburai di rahimnya, bertubi tubi. Lelaki itu ambruk diatas dada Hasti sambil menyedotnya kuat, menyakitkan. Hasti melenguh kesakitan. Dengan cepat ia berdiri menarik restletingnya. ‘giliran kamu’ dan lelaki kedua masuk ke kamar Hasti. Hasti akan menjadi piala bergilir malam ini. Lelaki kedua tidak memberinya kesempatan. Tubuh Hasti ditunggingkan di kasurnya kemudian ia diperkosa doggy style. Wajah Hasti terbenam di bantalnya. Menahan ngilu dan perih di selangkangannya waktu lelaki itu menuntaskan hasratnya sambil memegangi pinggulnya. Beberapa kali lelaki itu memukuli pantat Hasti yang montok. Hasti hanya sanggup meraung tertahan, berharap ada yang mendengar keributan di kamarnya itu.
Hasti jatuh tertelungkup ketika lelaki kedua selesai. Namun penderitaanya baru mulai. Lelaki ketiga membentangkan pahanya dalam kondisi tertelungkup seperti itu kemudian tiba-tiba sesuatu cairan kental dingin menetes di lubang anusnya. Disusul jari yang dilesakkan ke lubang pembuangannya itu. ‘HhhhmmmmhHH!’ Hasti kembali berusaha meronta. Ia tahu apa yangakan dilakukan lelaki itu, ia akan disodomi. Tidak cukup memperkosanya bergiliran, mereka juga ingin melecehkannya dengan mensodominya. Hasti bergidik. Ia hanya sekali disodomi pacarnya waktu kkn. Sewaktu ia minta ditemani buang air kecil di malam itu. Ia ingat rasanya begitu menyakitkan. Betapa tidak saat itu ia dipaksa disodomi sambil berdiri menghadap berpegangan di pohon. Sejak itu ia memutuskan pacarnya itu. Lelaki itu cukup kuat untuk menahan Hasti untuk tidak bergerak.
Lelaki ketiga maju. Hasti semakin sulit menahan berdirinya. Kakinya gemetar. Sementara matahari mulai muncul. Tiba-tiba seseorang dari mereka menyumpalkan celana dalamnya ke mulut Hasti hingga ia terbekap. “MMmHH… mhhh!” hasti benar-benar tak berdaya. Ia secara reflek meronta ketika dirasakannya penis pemerkosanya menggosok di lubang anusnya. Tapi dengan cepat keenam lelaki itu memegangi tubuhnya.
“Ayo… juburilah!”
“NGGHHHMMMHHH!!!!” Hasti meraung tertahan ketika batang penis yang mengeras itu melesak paksa di lubang duburnya. Kemudian ia menyentak hingga masuk sepenuhnya.
“MMMMHHHH!” Hasti menangis tersedu sedu, sementara pemerkosanya mulai bergerak menyentak-nyentak. Sementara yang lain memegangi tubuhnya sambil meremas-remas payudara Hasti dan sekujur tubuh sintalnya. Anus Hasti pun dipaksa kempot dan monyong mengikuti penis pemerkosanya.
Selanjutnya penyiksaan itu dilanjutkan orang keempat hingga keenam. Mereka memang lebih suka mensodominya. Karena pantatnya yang montok dan jepitan anusnya yang kencang. Sementara ia dikerjai, yang lain terus menggerayangi tubuhnya. Ketika lelaki terakhir memuncratkan spermanya di pantat Hasti, matahari mulai bersinar. Dengan cepat mereka membuka ikatan tangan Hasti hingga ia terkulai tak berdaya di lantai yang dingin.
“Jangan ngadu kalo dak pengen jadi bintang he he…” Ancam mereka. Hasti pingsan lagi. Ia hanya mengenakan sepatu olahraganya.
Hasti tersentak. Ia tahu sinar matahari bersinar terang. Matanya tertutup dan mulutnya dibungkam. Gadis itu masih tergeletak di lantai yang dingin, tangan terikat dibelakang, dan kaki terikat menjadi satu. Ia masih telanjang. Hanya mengenakan sepatu olah raganya. Saat itu terdengar suara beberapa anak muda. Beberapa anak SMA yang ingin bermain bola tercengang melihat tubuh montok Hasti.
“Oii cewek,…!”
“Habis diperkosa caknyo…”
“Montok jugo yo…”
tiba-tiba Hasti merasakan beberapa tangan mulai merabai buah dada dan putting susunya. “MMMHH!!! MMMHH!!!” Hasti berusaha meronta. Ia baru saja digilir 7 orang, dan tak bisa membayangkan berapa pemuda yang kini berdiri menggerayangi tubuh polosnya.
“ah sudahlah, kito pakek be..”
“Iyo, dio jg dak biso jingok siapo kito!”
“MMMHH!!!”
Tubuh sintal Hasti dilentangkan. Beberapa tangan memeganginya sementara yang lain membuka ikatan kakinya dan membentang pahanya. Sementara yang lain menggerayangi tubuhnya sambil memeganginya, mereka mulai bergiliran menggagahinya. Vaginanya mulai disodok sodok bergiliran. Hasti hanya mampu menangis tak berdaya berharap mereka puas dengan cepat. Ia membayangkan dirinya kini di tengah keramaian di siang bolong. Dikelilingi pemuda-pemuda tanggung yang tengah bernafsunya yang siap menggarapnya bergiliran. Samar-samar Hasti mendengar teriakan pertandingan bola di lapangan, berarti akan semakin banyak penonton. Hasti tak membayangkan bahwa hari itu dua sekolah tengah bertanding dan kini para penonton dan pemain mendapatkan bonus: tubuh sintalnya.
Maka sepanjang siang Hasti disetubuhi dengan berbagai posisi. Dengan tangan terikat dan mulut terbungkam. Bahkan beberapa berani mensodominya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,